Senin, 18 Juli 2016

Antara Kolonialisme dan Imperialisme

BAB I
PENDAHULUAN
I.              Latar Belakang
Pada awal abad ke-15 bangsa Eropa mulai mengadakan penjajahan samudera. Tujuannya, mencari kekayaan dan kejayaan, serta menyebarkan Agama Nasrani.
Salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh bangsa Eropa yang mempunyai iklim dingin adalah rempah-rempah. Rempah-rempah berguna untuk obat-obatan, penyedap makanan, dan pengawet makanan.
Negara penghasil rempah-rempah yang terkenal sejak zaman dahulu ialah Indonesia, terutama Maluku. bangsa Eropa ingin membeli rempah-rempah tersebut secara langsung dari Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa mereka menyukai rempah – rempah dari Indonesia. pertama, mutu rempah-rempah Indonesia bagus. Kedua harganya lebih murah dibandingkan dengan harga di Eropa.
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia
Pada awalnya, tujuan utama bangsa eropa datang ke Indonesia ialah untuk berdagang. Akan tetapi, tujuan tersebut selanjutnya berubah menjadi menjajah. Beberapa bangsa Eropa yang pernah datang dan menjajah Indonesia ialah bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Belanda merupakan bangsa yang paling lama memjajah Indonesia, yakni selama 350 tahun.
II.                 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah-masalah berikut:
I.                    Penjelasan mengenai Kolonialisme dan Imperialisme serta Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia.
II.                Melacak Perburuan “Mutiara Dari Timur”
III.             Memahami Motivasi Nafsu dan Kejayaan Barat
IV.              Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia
V.                Kekuasaan Bangsa-Bangsa Barat di Indonesia
VI.             Akibatnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat Bagi Bangsa Indonesia
III.               Tujuan
Dari rumusan di atas, ada beberapa tujuan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Siswa dapat menjelaskan antara kolonialisme dan imperialisme.
2.      Siswa dapat memahami nafsu dan kejayaan bangsa Barat.
3.      Siswa dapat mengetahui maksud kedatangan bangsa Barat ke Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
I.                    Kolonialisme dan Imperialisme serta Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia
A.     PENGERTIAN
1.      Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada para petani Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan pindah ke daerah lain yang lebih subur. Para colonus tetap menjalin hubungan dengan negara asalnya, tapi oleh negara asal(induk) daerah tadi dianggap sebagai bagian dari negara induk dan  harus  tunduk pada negara asal (mother land). Dari sinilah muncul awal penjajahan (imperialisme). Jadi, Kolonialisme  adalah suatu sistem pemukiman warga suatu negara di luar wilayah induknya atau negara asalnya. Biasanya daerah koloni terletak di seberang lautan dan kemudian dijadikan bagian wilayah mereka. Kolonialisme adalah penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.
2.      Imperialisme
Berasal dari kata latin “imperare” yang artinya menguasai. Orang yang menguasai disebut imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang dikuasai imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium dengan alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah. Imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapat kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.
Walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah, sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.
II.                  Melacak Perburuan “Mutiara Dari Timur”
Perlu disadari bahwa Nusantara merupakan kepulauan yang sangat kaya dan indah. Bagaikan “mutiara dari timur”, Nusantara memiliki flora dan fauna yang sangat berwarna-warni, hasil dan persediaan tambang ada dimana-mana, begitu juga hasil pertanian dan perkebunan melimpah dengan hasil rempah-rempah yang selalu menggugah selera.
Sungguh Tuhan Yang Maha Pemurah telah menganugerahkan bumi Nusantara yang kaya ini untuk kita semua. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita dan keindahan tanah Nusantara itu pula yang menarik dan menggiurkan bangsa-bangsa lain untuk datang. Sekarang mereka datang ke Indonesia yang yang sebagai wisatawan,ada yang sebagai penanam modal, ada yang sedang bekerja seperti konsultan dan lain-lain. Tetapi dalam perjalanan sejarah Indonesia kedatangan bangsa-bangsa asing di Nusantarayang dimulai abad ke-16 ternyata telah membawa sebuah perubahan besar dengan terjadinya suatu masa penjajahan bangsa Barat.
III.                Memahami Motivasi Nafsu dan Kejayaan Barat
Di dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa penjelajahan samudra. Aktivitas penjelajahan samudra ini dalam rangka untuk menemukan dunia baru. Aktivitas penemuan dunia baru ini tidak terlepas dari motivasi dan keinginannya untuk survive, memenuhi kepuasan dan kejayaan dalam kehidupan di dunia. Bahkan bukan sekedar motivasi, tetapi juga muncul nafsu untuk menguasai dunia baru itu demi memperoleh keuntungan ekonomi dan kejayaan politik. Pertanyaannya adalah daerah mana yang dimaksud dunia baru itu? Yang dimaksud dunia baru waktu itu pada mulanya adalah wilayah atau bagian dunia yang ada di sebelah timur (timurnya Eropa) sebagai penghasil bahan-bahan yang sangat diperlukan dan digemari oleh bangsa- bangsa Eropa. Bahan-bahan yang dimaksudkan itu adalah rempah-rempah seperti cengkih, lada, pala, dan lain-lain.
Mengapa orang-orang Eropa sangat memerlukan rempah-rempah? Orang- orang Eropa berusaha sekuat tenaga untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah ini menjadi komoditas perdagangan yang sangat laris di Eropa. Daerah yang menghasilkan rempah-rempah itu tidak lain adalah Kepulauan Nusantara. Orang-orang Eropa menyebut daerah itu dengan nama Hindia. Bagaikan “memburu mutiara dari timur”, orang-orang Eropa berusaha datang ke Kepulauan Nusantara untuk mendapatkan rempah-rempah. Namun dalam konteks penemuan dunia baru itu kemudian tidak hanya Kepulauan Nusantara saja tetapi juga daerah-daerah lain yang ditemukan orang-orang Eropa pada periode penjelajahan samudra, misalnya Amerika, dan daerah-daerah lain di Asia. 
Sejarah umat manusia sudah sejak lama mengglobal. Peristiwa sejarah di suatu tempat sangat mungkin terpengaruh atau menjadi dampak dari peristiwa lain yang terjadi di tempat yang cukup jauh. Begitu juga peristiwa kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa yang jauh dari Indonesia, misalnya peristiwa jatuhnya Konstantinopel di kawasan Laut Tengah pada tahun 1453. Serangkaian penemuan di bidang teknologi juga merupakan faktor penting untuk melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa Barat menuju Tanah Hindia/Kepulauan Nusantara. Sementara itu semangat dan dorongan untuk melanjutkan Perang Salib disebut-sebut juga ikut mendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.
IV.                Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia
Pada awal kedatangannya, bangsa-bangsa Barat menjadikan Indonesia sebagai tujuan perdagangan dan pelayaran. Perkembangan selanjutnya, dengan paham dan dasar pemikiran yang mereka miliki, Indonesia dijadikan sebagai salah satu daerah jajahan.
Faktor yang melatarbelakangi kedatangan bangsa Barat ke dunia Timur adalah banyaknya perubahan di Eropa yang meliputi berbagai aspek kehidupan, di antaranya sebagai berikut :
1.      Runtuhnya Kekaisaran Romawi
Pada masa kejayaannya, kekuasaan kekaisaran Romawi meliputi hampir seluruh Eropa, Afrika Utara, dan Afrika Barat. Kekaisaran Romawi mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Kaisar Octavianus Augustus. Namun, pemerintahan ini akhirnya runtuh pada tahun 476 M. Hubungan dagang yang terjalin antara Eropa dengan Asia pun mengalami kemunduran, bahkan berakibat kemerosotan di segala bidang kehidupan. Zaman kemunduran ini disebut zaman kegelapan (Dark Ages). Runtuhnya Romawi mengakibatkan tata kehidupan bangsa-bangsa Eropa yang semula berkiblat pada hukum Romawi menjadi kacau.
2.      Perang Salib
Perang ini terjadi dengan melibatkan orang-orang Kristen Eropa yang berhadapan dengan orang Turki Seljuk dan orang-orang Arab. Disebut Perang Salib karena pasukan Kristen menggunakan tanda salib dalam pakaian mereka. Sementara bagi orang Islam, perang ini disebut dengan perang suci. Perang Salib berlangsung kurang lebih 200 tahun yang terbagi dalam tujuh periode.
Penyebab perang ini salah satunya memperebutkan kota suci Yerusalem. Pahlawan Islam yang terkenal dalam perang ini adalah Salahuddin Al Ayyubi yang berhasil merebut kembali Kota Yerusalem yang telah dikuasai kerajaan Kristen selama hampir 100 tahun. Salahuddin mengalahkan pasukan Salib dalam Perang Khitin. Selanjutnya Raja Inggris Richard The Lion Heart menghimpun kekuatan raja-raja Eropa untuk mengambil kembali Kota Yerusalem. Namun, mereka gagal dan pulang ke Eropa dengan membawa kekalahan.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Perang Salib adalah sebagai berikut :
·         Adanya larangan bagi peziarah-peziarah Kristen untuk mengunjungi Yerusalem.
·         Merebut Spanyol yang telah tujuh abad dikuasai oleh Dinasti Umayyah.
·         Paus Urbanus berusaha untuk mempersatukan kembali gereja Roma dengan gereja di Romawi Timur, seperti di Konstantinopel, Yerusalem, dan Alexandria.
Dampak adanya Perang Salib adalah sebagai berikut :
a.       Jalur perdagangan Eropa dan Timur Tengah menjadi terputus. Apalagi dengan dikuasainya Konstantinopel, maka para pedagang Eropa mulai mencari jalan lain untuk mendapatkan rempah-rempah secara langsung.
b.      Bangsa Eropa mulai mengetahui kelemahan dan ketertinggalan mereka dari orang-orang Islam dan Timur, sehingga mereka mencoba untuk mengejar ketertinggalan itu dengan pengembangan Iptek secara besar-besaran.
c.       Adanya motif balas dendam di kalangan orang-orang Kristen terhadap orang muslim karena kekalahannya dalam peperangan di dunia Timur dalam rangka menguasai jalur perdagangan.
3.      Jatuhnya Kota Konstantinopel ke Tangan Turki Utsmani
Pada awalnya bangsa-bangsa Eropa memperoleh rempah-rempah dari Asia, termasuk dari Indonesia melalui para pedagang muslim yang banyak berdagang di kawasan Laut Tengah. Akan tetapi, semua itu berubah pada tahun 1453 ketika Khalifah Utsmaniyah yang berpusat di Turki berhasil menguasai Konstantinopel yang sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Romawi–Byzantium.
Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani yang dipimpin Sultan Muhammad II menimbulkan kesulitan bagi bangsa-bangsa Eropa, terutama dalam bidang perdagangan. Oleh karena itu, bangsa-bangsa Eropa mulai berpikir untuk mencari daerah penghasil barang-barang yang dibutuhkannya, terutama rempah-rempah secara langsung.
4.      Penjelajahan Samudra
Faktor-faktor yang mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra adalah sebagai berikut:
·         Teori Heliosentris dari Copernicus yang menyatakan bahwa bumi itu bulat mendorong kawan-kawan Copernicus ingin membuktikannya. Salah satunya ialah Ferdinand Magellan, pelaut pertama yang berhasil mengelilingi dunia dan membuktikan bahwa bumi memang bulat, serta laut-laut di bumi saling berhubungan. Teori ini membantah Teori Geosentris dari Ptolomeus yang menyatakan bumi datar.
·         Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur (Cina) yang tertuang dalam buku yang ditulis oleh temannya, Rustichello, yang berjudul The Travels of Marco Polo (Perjalanan Marco Polo). Selama ratusan tahun, catatan perjalanan Marco Polo ini menjadi sumber informasi tentang Cina bagi bangsa Eropa.
·         Penemuan kompas, mesiu, navigasi, peta, dan peralatan pelayaran.
·         Adanya ambisi untuk melaksanakan semboyan 3 G, yaitu gold (mencari emas atau kekayaan), glory (mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan), dan gospel (menunaikan tugas suci menyebarkan agama Nasrani).
·         Portugis dan Spanyol merupakan bangsa Eropa yang menjadi pelopor penjelajahan samudra. Semangat para pelaut inilah yang selanjutnya mendorong penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Eropa lain.
V.                 Kekuasaan Bangsa-Bangsa Barat di Indonesia
a.       Portugis
Bangsa Portugis berhasil menanamkan kekuasan di Indonesia dari tahun 1511-1641. Pada tahun 151, armada penjelajah Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque tiba di Malaka dan terlibat peperangan dengan Sultan Malaka, Sultan Mahmud Syah. Alfonso mengerahkan 18 buah kapal perang ke Malaka. Dalam peperangan tersebut, Portugis berhasil memaksa Kerajaan Malaka untuk menyerah. Portugis menguasai Malaka sejak bulan November 1511. Setelah Malaka di kuasai Potrugis, perdagangan interinsuler yang bebas berubah menjadi perdagangan monopoli oleh Portugis.
Pada tahun 1522, dari Pulau Hulu, bangsa Portugis melanjutkan perjalanan ke pulau ternate, Pelayaran ini dimaksudkan untuk menguasai daerah utama pengahasil rempah-rempah di Indonesia. Kedatangan armada bangsa Portugis ke Ternate disambut baik oleh raja-raja Ternate. Apalagi saat ini Portugis banyak membantu Ternate dalam pertikaian melawan Tidore. Kekuasaan bangsa Portugis di Ternate ditandai dengan pendirian benteng dan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Setelah praktek monopoli yang dilakukan Portugis semakin nyata merugikan Ternate, para penguasa Ternate menolak Portugis. Puncak dari penolakan tersebut terjadi ketika Sultan Hairun, Raja Ternate dibunuh oleh Portugis. Pada tahun 1575 rakyat Ternate, dibawah pimpinan Baabullah, putra Sultan Hairun menyerang Portugis dan mengusir dari wilayah Maluku.
b.      Spanyol
Pada tahun 1511, bangsa Portugis berhasil merebut dan menduduki Malaka. Kemudian pada tahun 1512 Portugis datang di Maluku. Tanpa diduga pada tahun 1521 Spanyol muncul dari arah Filipina dengan kapal Trinidad dan Victoria yang dipimpin oleh Kapten Sebastian del Cano. Selanjutnya, Spanyol menjalin hubungan dengan Tidore, saingan berat Ternate.
Portugis merasa tidak senang ada saingan dari Spanyol di Tidore. Persaingan antara Portugis dan Spanyol kembali terjadi, namun pada tahun 1529 berhasil diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa. Isi Perjanjian Saragosa yaitu Spanyol kembali ke Filipina sedangkan Portugis tetap di Maluku. Saat Portugis bersitegang dengan Spanyol, hubungan Ternate dan Tidore semakin memanas.
c.       Belanda
Pada tahun 1602, dibentuklah VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie), atau Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur (cukup disingkat Kongsi dagang milik Belanda) dibawah pimpinan Johan Olderbarnevelt.
Tujuan dibentuknya VOC adalah:
1.      Menghindari persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda.
2.      Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan pedagang dari bangsa lain.
3.      Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi konflik dengan Spanyol.Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, VOC diberi hak Istimewa (hak Octroi), yaitu :
a.       Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia.
b.      Hak monopoli dagang di wilayah-wilayah antara Amerika Selatan dan Afrika
c.       Hak memiliki angkatan perang dan membangun benteng pertahanan
d.      Hak menyatakan perang dan atau membuat perjanjian secara adil dengan penguasa pribumi.
e.       Hak mengangkat pegawai
f.       Hak memungut pajak
g.      Hak melakukan pengadilan dan hak mencetak serta menyebarkan uang sendiri.
Beberapa Kebijakan yang diberlakukan oleh VOC di Indonesia antara lain:
1.      Verplichte Leverantie  : Penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditentukan VOC.
2.      Contingenten : Kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
3.      Ekstirpasi : Hak VOC untuk menebang atau menggagalkan panen rempah-rempah agar tidak terjadi Over Produksi yang dapat menurunkan harga rempah-rempah.
4.       Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh ditanam.
5.      Pelayaran Hongi, yaitu pelayaran dengan menggunakan perahu Kora-kora (perahu perang) untuk mengawasi pelaksanaan monopoli dagang VOC dan menindak pelanggarnya.
Sebab-sebab Kejatuhan VOC:
1.      Biaya perang yang besar dalam menghadapi perlawanan Bangsa Indonesia sehingga menghabiskan kas Negara.
2.      Gaji pegawai yang rendah dan tidak sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya sehingga mendorong mereka melakukan Korupsi. Korupsi tersebut otomatis menjadikan pemasukan Negara berkurang drastic.
3.      Kekalahan VOC menghadapi persaingan dagang dengan pedagang Eropa maupun pedagang Asia lainnya.
4.      Hutang VOC yang besar akibat dalam keadaan merugi tetapi tetap membayarkan keuntungan kepada pemegang Saham.
5.      Terjadinya perang Inggris, Belanda dan Perancis sehingga menjadikan jalur perdagangan tidak aman dan adanya blokade-blokade dagang
d.      Inggris
Pemerintahan inggis  mulai menguasai  Indonesia sejak tahun1811 pemerintahan inggis mengangkat  Thomas Stamford raffles (TSR) sebagai gubernur jendral di Indonesia . ketika TSR bekuasa sejak 17 september 1811, ia telah menempuh beberapa langkah  yang di di pertimbangkan, baik di bidang ekonomi,social dan budaya.
Penyerahan kembali wilayah Indonesia yang di kuyasai inggis di loaksanakan pada tahun 1816 dalam suatu penandatanganan perjanjian. Pemerintah  di wakili oleh john fendall,  sedangkan pihak dari belanda di wakili oleh Van der  Cappelen. Sejak tahun 1816, berhakir kekuasaasn inggis di indonesia
Pada tahun 1811 louis napoleon  mencopot kedudukan daendels, dengan alasan terlalu keras  dalam menjalankan pemerintahan. Sebagai gantinya, dianggap jenderal janssens. Dalam masa pemerintahannya , janssens menghadapi  kesulitan memulihkan  pertahan yang belum stabil.
Pada tanggal 3 agustus 1811 inggris muncul di batapia. Peperangan tidak terlelakkan  lagi. Janssens kalah dan menyerah dalam perjanjian tuntang. pulau jawapun berpindah tangan ke inggris.
Wilayah bekas hindia-belanda di serahkan kepada Thomas Stamford raffles sebagai penguasa baru. Raffles tidak begitu lama memerintah hindia-belanda , karena di eropa sedang terjadi perubahan politik baru, inggris dapat menguasai prancis. Inggris kemudian mengadakan perjanjian dengan belanda, yang di kenal dengan nama  perjanjian London.
Isinya: belanda akan menerima kembali tanah jajahnya yang dulu direbut prancis.
Penyerahan wilayah hindia-belanda  dari Inggris kepada belanda berlangsung pada tanggal 9 agustus 1816. sejak peristiwa itu, berhakirlah penjajahan inggris di wilyah hindia-belanda. Pada tanggal 19 agustus 1816, beslangsung penyerahaan kekuasaan  atas Indonesia dari inggis kepada belanda. Pihak belanda d wakili oleh sebuah komisariat jenderal yang  terdiri atas mr.elout, van der capellen, dan buyskess. Sementara pihak inggris d wakili  oleh john fendall.  Penyerahan kekuasaan itu  di adakan di London, inggis, yang kemudaian  dikenal dengan convention of London.  Penyerahaan kekuasaan itu dilakukan setelah  kekuasaan kaisar  napoleon  bonaparter jatuh. Hal itu berarti raja lowewijik napoleon di belanda juga berakhir.  Negeri belanda  tidak lagi di kuasai  Prancis.
VI.               Akibatnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat Bagi Bangsa Indonesia
Masuknya kekuasaan bangsa Asing di Indonesia telah menyebabkan perubahan tatanan politik, sosial, ekonomi dan budaya bagi bangsa Indonesia sebagai berikut:
1.      Politik
Baik Daendels maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern. Para Bupati dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati telah menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial.
Belanda dan Inggris juga melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya soal pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia. Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.
2.      Sosial Ekonomi
Eksploitasi ekonomi yang dilakukan bangsa Barat membawa berbagai dampak bagi bangsa Indonesia. Munculnya monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranan syahbandar digantikan oleh para pejabat Belanda.
Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda, pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa Cina dan bangsa Indoensia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya.
Dengan dilaksanakannya politik pintu terbuka, maka:
-          Pengusaha pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
-          Perkebunan di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga dilakukan program transmigrasi.
-          Untuk mendukung program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah  pelabuhan. Untuk pembangunan tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan sistem rodi (kerja paksa)
-          Dengan memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari sistem ekonomi barang ke sistem ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan petani.
-          Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.

Kemunduran perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan tanah Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia megalami kemerosotan
3.      Budaya
Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, merutuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
Upacara dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
Dengan merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja maupun bangsawan mengalihkan perhatiannya ke bidang senibudaya. Contoh Paku Buwono V memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito manyusun Kitab Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun kitab Wedatama dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
I.                   Kesimpulan
Latar belakang datangnya bangsa Barat ke Indonesia di karenakan jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453), adanya berbagai penemuan di bidang teknologi, semangat untuk melanjutkan perang salib.
Orang-orang Eropa telah menemukan harta yakni Kepulauan Nusantara, penghasil rempah-rempahyang ibaratkan sebagai “Mutiara Dari Timur”.
      Bangsa Eropa mencari daerah penghasil rempah-rempah melalui penjelajahan samudra.
                                 
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/21/15462892/Mutiara.dari.Timur.Indonesia.yang.Kerap.Terlupa
http://makalasiswasmkkesgtlo.blogspot.com/2014/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://sejarahgampang.blogspot.com/2014/08/memahami-motivasi-nafsu-dan-kejayaan.html
http://vigieland.blogspot.com/2012/10/latar-belakang-kedatangan-bangsa-eropa.html
http://fitrikitting.blogspot.com/2010/01/alasan-bangsa-eropa-datang-ke-indonesia.html
http://vigieland.blogspot.com/2012/10/latar-belakang-kedatangan-bangsa-eropa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar